BAB 9 (Teknik Penulisan Naskah Iklan)
9.1 Menulis Headline
Inilah bagian terpenting sebuah iklan cetak. Sebuah iklan
cetak memerlukan judul. Tentu saja judul terseut harus ada kaitannya dengan isi
atau bodycopy iklan tersebut. Yang
membuat orang mau membaca iklan atau bodycopy
adalah headline-nya. Kalau orang atau
sasaran sudah tidak tertarik dan tidak ingin membaca iklannya, bagaimana pula
orang akan membeli barang atau jasa yang ditawarkannya. Prinsip ini juga
berlaku dalam penulisan berita.
Claude C. Hopkins seorang perintis ilmu periklanan di Amerika Serikat ,pada
tahun 1923 menulis buku berjudul Scientific
Advertising, dikatakan bahwa ia tidak percaya kalau ada yang mengatakan
bahwa orang tidak membaca iklan. Menurutnya, orang oasti membaca iklan kalau appeal dalam headline memang tepat untuk sasarannya.
Dari segi typography,
headline harus ditulis dalam bentuk
huruf yang mudah dibaca dan ukuran huruf yang lebih besar daripada bodycopy-nya. Memilih huruf untuk headline dan bodycopy juga harus melalui pertimbangan yang matang. Kebanyakan
orang hanya membaca headline. Karena
itu, selain harus menarik perhatian, buatlah headline dalam point size
yang lebih besar daripada huruf-huruf dalam bodycopy,
tetapi jangan terlalu besar karena memerlukan rasa estetika serta keseimbangan
dengan bentuk layout dan ukuran
iklan.
Headline yang bagus adalah yang membuat orang secara spontan membaca
bodycopy-nya. Headline yang bagus biasanya oendek namun penuh arti. Soal pendek
atau panjang ini relatif. Memang kadang kadang kita terpaksa menulis headline yang panjang untuk memperjelas
informasi. Tidak masalah kalau tidak ada cara lain. Tapi coba diperiksa lagi,
apakah headline itu dapat dipecah, direphrase atau ditulis kembali dengan
menambahkan leader/subheadline.
9.2 Berbagai Jenis Headline
Berikut ini beberapa contoh Headline mnurut klasifikasinya :
1.
Pernyataan
a.
Dalam sehari tiga belas ribu ibu
rumah tangga telah membeli produk ini.
b.
Susu Brainvit dapat mencerdaskan otak balita.
2.
Membuat Penasaran
a.
Ternyata ada juga wanita yang
jatuh cinta kepada dasi.
b.
Banyak minum air mineral Aquin
menjauhkan anda dari penyakit ginjal.
3.
Pertanyaan
a.
Mengapa gadis-gadis Indonesia
suka memakai pembalut “Suction”?
b.
Siapa bilang pria tak suka Gosip?
(“Gosip” nama produk).
4.
Menggoda
a.
Anda belum tahu Thailand kalau
belum pernah ke Pataya (iklan wisata)
b.
Menilai wanita harus dilihat dari
celana dalamnya.
5.
Mengejutkan
a.
Gunakan Akal Sehat (Iklan minyak
goreng Filma) .
b.
Kaus kaki bisa juga menjadi
penyebab kanker.
6.
Retorika
a.
Adakah wanita yang tak ingin
cantik?
b.
Anda ingin selalu sehat?
7.
Bujukan
a.
Kemeja x akan membuat anda tampak
lebih jantan.
b.
Bila anda eksekutif cerdik, anda
pasti memilih computer X.
9.3 Menulis Bodycopy
Iklan komersial dibuat agar sasaran tertarik dan pada
akhirnya membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Karena itu, produk / jasa
yang ditawarkan harus ditampilkan atau dijelaskan secara menarik dan jangan
lupa mengatakan benefit apa yang akan
diperoleh konsumen bila produk itu digunakan. Pesan iklan yang dikemukakan
dalam headline dan bodycopy harus jelas. Artinya, kita
ingin konsumen berbuat apa setelah membaca iklan kita. Tidak bagus menulis bodycopy yang bertele-tele. Tujuan kita
membuat iklan yaitu “menjual” produk atau ajsa yang diiklankan. Yang penting
sasaran iklan harus tertarik dan mengerti pesan yang kita sampaikan dalam iklan
kita itu.
9.4 Menulis Advertorial
Advertorial adalah iklan, namun ditulis dengan gaya editorial. Isi
pesan dan gaya tulisannya lebih serius. Untuk meningkatkan kepercayaan dalam advertorial sebaiknya kita menampilkan
angka-angka hasil riset, statistic, reference ilmiah, makalah yang ditulis oleh seorang atau lembaga
professional di bidang yang terkait.
9.5 Menyunting Naskah
Dalam menyunting naskah periksa dan bacalah berkali-kali
sehingga anda dapat terus mengembangkan tulisan yang telah ada. Serta hindarkan
menulis angka dalam teks. Jangan tulis ⅓ tapi ditulis “sepertiga” .
9.6 menulis Script
Iklan Radio
Bentuk naskah iklan radio sama seperti kita menulis naskah
sandiwara atau screenplay. Bedanya
dengan naskah iklan cetak adalah dalam gaya bahasa, batasan waktu, dan
peristilahan. Kalau untuk media cetak kiat dibatasi oleh ukuran lebar kolom dan
millimeter, maka untuk iklan radio kita dibatasi oleh waktu dan durasi, yaitu
berapa panjang atau berapa detik iklan radio itu akan kita buat.
Untuk iklan radio kita tidak selalu bisa menentukan siapa
yang nanti akan membaca teksnya. Ada beberapa cara, namun cara berikut adalah
yang paling umum. Kalau kita akan menggunakan suara perempuan, biasanya kita
tulis FVO (Female Voice Over), kalau suara laki-laki kita tulis MVO (Male Voice
Over). Kadang kita gunakan seseorang untuk membaca script dengan gaya pembaca pengumuman atau narasi. Itulah istilah
yang sering dipakai oleh operator studio rekaman.
Sebelum memulai menulis script,
biasanya kita tentukan dulu berapa panjang iklan yang akan kita buat,
30,60,90,atau 120 detik. Karena itu sediakan stopwatch ketika anda menulis script.
Untuk keamanan dalam penyiaran sebaiknya panjang script dibuat dua atau tiga detik lebih pendek dari yang
sebenarnya.
Script dibuat dengan gaya bahasa yang kisan atau percakapan. Jadi
jangan terlalu “gramatikal” kecuali untuk lucu-lucuan. Untuk iklan radio, gaya
bahasa lebih penting daripada tata bahasa.
9.7 Menulis Script Iklan Televisi
Televisi adalah media audio-visual. Script untuk iklan di media ini, di samping memuat pesan iklan yang
verbal untuk diperdengarkan, juga memuat visual untuk diperlihatkan kepada
pemirsa. Karena itu, script untuk televisi harus member ruang untuk menampilkan
gambar, baik gambar produk yang ditawarkan,
gambar orang, cartoon, maupun adegan (scenes)
lain, sesuai dengan story line atau scenario yang sedah dibuat ketika
scriptwriter menciptakan konsep kreatifnya.
Sama seperti menulis script
iklan radio, sebelum menulis script
iklan televise pun kita harus tentukan dulu waktu atau durasinya. Bentuk iklan
berdurasi antara 10, 15, 30’’. Script
untuk iklan televise biasanya ditulis dalam dua kolom/lajur. Satu lajur sebelah
kiri dibuat untuk melukiskan rentetan atau sequence adegan atau scenes.kolom
kiri diberi judul visual atau video. Sedangkan kolom kanan untuk
suara diberi judul sound atau audio. Kolom sudio menjelaskan suara
apa saja yang harus atau akan terdengar pada saat visual ditampilkan.
Idealnya seorang scriptwriter
sedikit banyak harus juga mempelajari atau mengerti bagaimana membuat film.
Dia harus mengetahui tekhnik dasar menggunakan kamera agar mampu meningkatkan
kreativitasannya dalam menciptakan film komersial.
Selain menampilkan gambar, iklan televisi bisa juga
menampilkan huruf huruf atau gambar grafis untuk dilihat dan dibaca. Ini
disebut super, singkatan dari istilah
perfilman super imposed, yaitu huruf,
tulisan, atau gambar grafis yang dimunculkan di atas gambar.
9.8 Menulis Naskah untuk Media Lain-Lain
Kelompok iklan yang dipasang di media sepeti Koran, majalah,
radio, dan televise sering disebut dengan Above
The Line (ATL). Sedangkan yang di luar kelompok media tersebut biasa
disebut media Below the Line (BTL).
Inilah jenis media iklan yang selain banyak istilahnya, juga banyak sekali jenisnya.
Istilah Media Outdoor misalnya sering dianggap kurang tepat. Pesan dalam media
luar ruang harus dibuat sesingkat mungkin, dan biasanya hanya inti konsep
kreatifnya saja.
9.9 Cara Menulis Menurut John Caples
Dalam bukunya Tested Advertising Methods, John Caples
memberi saran menarik tentang bagaimana menulis naskah. Dia menulis “ Gunakan
proses menghipnotis diri. Katakan pada diri Anda bahwa pil buatan Smith adalah
pil terbaik di dunia, tidak ada pil lain seperti pil ini bahwa pil ini bisa
memberikan hasil luar biasa secara tepat.
John Caples berkata bahwa antusiasme menular seperti campak. Itu menular
dari pembicara kepada pendengarnya.
No comments:
Post a Comment