BAB 13 (Eksekusi Konsep Kreatif)
13.1
Untuk Iklan Media Cetak
a)
Membuat Layout dan Artwork
setelah copywriter
bersama art director menemukan konsep
kreatif yang mereka anggap paling pas dan paling bagus untuk iklan produk yang
sedang mereka garap, mereka lalu membuat layout yang berisi draft visual dan headline yang tepat sesuai konsep. Sejak saat iilah art director
sudah harus memikirkan bagaimana eksekusinya.
Perusahaan periklanan membuat iklan atas pesanan atau
permintaan kliennya. Karena itu, setiap tahap pelaksanaan konseo kreatif,
apakah itu untuk media cetak, radio, televise, atau yang lain harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan klien yang bersangkutan. Setelah konsep kreatif,
layout, dan headlinenya di setujui klien, mulailah kita merancang finished
artwork (FA).
Iklan juga bisa sama sekali tanpa visual. Iklan seperti ini
disebut all copy ad. Untuk iklan seperti ini, art director hanya bermain dengan
typography dan tata letak. Sering terjadi, gambar atau visual yang sanagat
bagus dan unik pada sebuah layout, ternyata sulit dibuat dengan teknik
fotografi. Ataupun kalu bisa, biayanya menjadi sangat mahal. Semakin maju teknologi, semakin beragam pula
jenis media sebagai alat untuk menyampaikan pesan pesan komunikasi pemasaran.
Karena itu, semakin canggih dan rumit pula eksekusi konsep kreatif yang akan
disampaikan melalui masing masing media tersebut. Itu sebabnya para praktisi
periklanan harus terus menerus belajar dan menguikuti perkembangan teknologi
informasi, khususnya yang beraitan dengan audio visual.
b)
Merancang Visual Utama (Main
Visual)
Visual utama bersama sama dengan headline adalah penjabaran
dari konsep kreatif. Dengan kata lain, visual utama adalah fambar yang harus
mengkomunikasikan konsep kreatif. Visual
utama bisa saja hanya berupa gambar atau foto produk yang diiklankan atau
seorang model. Model hanya merupakan endorser dan hanya dipakai apabila konsep
kreatifnya menuntutnya demikian.
Slide utnuk iklan berwarna sebelum dicetak harus melalui
proses separasi warna. Hitungan harganya per sentimeter. Makin besar gambarnya
makin besar pula biayanya. Dalam proses separasi, warna dalam slide itu diurai
menjadi empat warna dasar, yakni meganta, yellow, cyan, dan black atau key.
c)
Membuat Baseline
Memang ada kalanya klien merasa tidak perlu mencantumkan
nama perusahaannya. Dia merasa cukup dengan mencantumkan nama atau merek produk
saja. Bisa saja, namun adakah hal hal khusus atau mendatory yang wajib dgunakan
sebagai identitas pengirim pesan tersebut?
Bila ada slogan atau logo untuk produk atau perusahaan
produsennya, dibaseline inilah tempatnya. Bila kita umpamakan pesan iklan ini
sebagai sepucuk surat, baseline ini bisa di umpamakan sebagai tanda tangan dari
sebuah iklan
d)
Mandatory
Yang disebut dalam mandatory dalam iklan adalah unsur-unsur
yang harus selalu tampil dalam iklan dan tidak boleh diubah, misalnya merek /
gambar pproduk, nama atau logo perusahaan, slogan, dan sejenisnya. Kadang
kadang warna bahkan bentuk huruf atau typeface
pun bisa merupakan mandatory. Untuk
kepentingan komunikasi pemasaran, khususnya periklanan mandatories ini biasanya
telah dibakukan oleh klien dalam buku panduan yang biasa disebut “Blue Book” .
e)
Membuat Caption
Caption adalah tulisan pendek yang merupakan catatan atau
penjelasan singkat tentang gambit/foto tambahan. Visual utama biasanya tidak
memerlukan caption, karena visual utama merupakan bagian integral dari
headline. Jangan sekali kali membuat gambar tambahan atau sisipan tanpa
penjelasan (caption), kecuali bila gambar itu sudah jelas dan berbicara
sendiri.
f)
Penggunaan Model
Menggunakan model, khususnya selebriti/ public figure untuk
sebuah iklan, harus hati-hati, terutama dalam iklan testimonial. Selain
biayanya mahal, model bisa menjadi boomerang bagi kepercayaan konsumen terhadap
produk. Atau orang akan ingat modelnya tapi lupa pada produknya. Memang tidak
mudah menjadi orang iklan yang kreatif. Iklan sabun mandi hamper semua memakai
celebrity atau bintang film sebagai modelnya. Namun yang membosankan adalah
karena konsep kreatifnya yang seragam dan terkesan meniru niru.
13.2
Untuk Iklan Radio
a.
Merekam Script
Pesan iklan dalam radio disampaikan emlalui suara, yaitu
suara orang, suara musik, ataupun suara efek lainnya yang biasa kita dengar
sehari hari. Script dirancang dan ditulis untuk direkam di studio rekaman.
Kekuatan dari suatu media harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar pesan
komunikasi kita lebih efektif. Untuk iklan radio atau televise, dialog saja
tidak cukup. Ilustrasi music dan efek suara dapat memberikan impact serta daya
tarik yang lebih bagi pesan yang kita sampaikan. Karakteristik media elektronik
adalah bahwa selain merupakan media informasi, juga merupakan media
hiburan.
b.
Memilih Suara Orang (Voice
Talent)
Setiap orang mempunyai karakteristik suara yang berbeda dari
segi artikulasi, pitch, maupun getaran suara. Itulah sebabnya tidak ada dua
orang yang suaranya benar benar sama. Volume dan speed dapat diatur tapi
ketiganya hal tadi sulit dan tak mungkin diatur. Pokoknya, suara orang untuk
iklan radio harus terdengar simpatik, jelas pengucapan kata-katanya, dan bersih
dari suara getaran atau helaan napas. Jadi, memilih suara orang pun harus
teliti. Orang yang mempunyai masalah pernapasan lebih baik jangan dipakai untuk
talent suara, khususnya untuk produk-produk yang canggih atau berkelas.
Karakter suara juga penting untuk diperlihatkan. Karakter suara ini hamper
tidak ada hubungannya dengan penampilan atau usia.
c.
Memilih Ilustrasi Musik dan SFX
Unsur yang juga sangat penting dalam iklan untuk media
elektronik adalah ilustrasi music dan SFX yang tidak bisa kita ketahui di media
cetak. Manfaatkan kedua hal ini seoptimal mungkin. Music dan SFX biasanya mampu
meningkatkan memorability terhadap pesan iklan.
13.3
Untuk Iklan Televisi
A.
Memilih Production House ( Rumah
Produksi)
Sama halnya dengan pembuatan layout untuk media cetak
ataupun script untuk iklan radio, script atau storyboard untuk pembuatan iklan
televise pun harus terlebih dahulu disetujui klien sebelu melangkah ke tahap
selanjutnya. Persetujuan dari klien tidak hanya menyangkut konsep kreatifnya,
tapi juga biaya pembuatannya. Namun konsep kreatif ini merupakan hal pertama
yang harus disetujui klien. Sesudah klien setuju dengan knsep kreatif pada
storyboard, barulah biro iklan meminta penawaran harga dari production house.
Sebaiknya kita meminta penawaran harga paling sedikit dari dua rumah produksi
untuk mendapatkan perbandingan biaya produksi. Untuk bisa membuat penawaran
harga, production house harus terlebih dahulu melihat dan mempelajari
storyboard-nya.
Pemilihan production house haruslah dilakukan oleh orang
yang membuat script, karena dialah yang menciptakan konsep kreatif dan dia pula
yang memiliki imajinasi tentang bagaimana film itu harus dibuat.
B.
Pre-Production
Storyboard hatus didiskusikan dalam pertemuan dengan tim
dari production house, terutama film director. Pertemuan semacam ini disebut
pre-production meeting. Hal hal utama yang harus dibicarakan dengan mereka
adalah teknik pembuatannya dan kemudian biayanya. Masalah biaya ini adalah
urusan producer. Proses pembuatan gambar dalam computer disebut rendering.
Dalam pre-pro meeting, tim kreatif biro iklan menjelaskan secara rinci
storyboard, khususnya konsep kreatifnya, sekaligus meminta film director untuk
memberikan komentar dan membuat shooting treatment, yaitu penjelasan secara
teknis bagaimana film itu mau dibuat.
Sesudah teknik produksi dibahas dan disetujui semua pihak
barulah production house menghitung harga / biayanya. Bila soal biaya dan
keperluan lainnya, seperti properties, model, dan lain sebagainya mendapat
persetujuan klien dan agency, diadakan pertemuan kedua untuk membicarakan
jadwal pengambilan film.
C.
Production (Location andlor
Studio Shooting)
Tahap production adalah tahap dimana film dibuat, yaitu
shooting itu sendiri. Inilah bagian tugas yang sangat menaruk bagi tim kreatif,
sekalipun melelahkan, lebih lebih bila
shooting dilakukan di lokasi. Keberadaan wakil agency yaitu creative director,
copywriter, dan art director di lokasi adalah untuk mengantisipasi timbulnya
masalah atau pertanyaan yang berkaitan dengan konsep kreatif yang sering
diajukan oleh film director atau cameraman.
D.
Post Production (Color Grading,
Editing, dan lain lain)
Setelah selesai shooting, kita masuk ke dalam tahap yang
disebut post production. Film hasil shooting, pertama tama harus dipindahkan
dulu ke tape untuk dikerjakan di computer telecine untuk color grading. Editing
yang pertama ini disebut off line editing yang pada dasarnya hanya memilih dan
menyusun gambar gambar hasil shooting sesuai dengan urutan, serta rekayasa
sederhana dan penyesuaian warna pada hasil shooting.
E.
Tahap Akhir (Finishing)
Selesai online editing berarti selesai pula seleuruh
pekerjaan. Tugas terakhir adalah membuat master atau stpryboard copy yang
biasanya dibuat dalam pita digital yang disebut Betacam SP. Rekaman dalam betacam SP inilah yang akan dikirimkan ke
stasiun stasiun televise untuk ditayangkan. Jumlah master yang dibuat tentunya
harus sesuai dengan jumlah stasiun televise dimana film itu akan ditayangkan.
Seperti film film yang ditayangkan dibioskop, film iklan ini
pun harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari Badan Sensor Film sebelum
ditayangkan di televisi.
No comments:
Post a Comment